Statistik

Sonora Radio



Sabtu, 31 Juli 2010

Batuan-batuan di bumi (Jenis dan terbentuknya)







Bagian luar bumi tertutupi oleh daratan dan lautan dimana bagian dari lautan lebih besar daripada bagian daratan. Akan tetapi karena daratan adalah bagian dari kulit bumi yang dapat kita amati langsung dengan dekat maka banyak hal-hal yang dapat pula kita ketahui dengan cepat dan jelas. Salah satu diantaranya adalah kenyataan bahwa daratan tersusun oleh beberapa jenis batuan yang berbeda satu sama lain. Dari jenisnya batuan-batuan tersebut dapat digolongkan menjadi 3 jenis golongan. Mereka adalah : batuan beku (igneous rocks), batuan sediment (sedimentary rocks), dan batuan metamorfosa/malihan (metamorphic rocks). Batuan-batuan tersebut berbeda-beda materi penyusunnya dan berbeda pula proses terbentuknya.

Batuan beku atau sering disebut igneous rocks adalah batuan yang terbentuk dari satu atau beberapa mineral dan terbentuk akibat pembekuan dari magma. Berdasarkan teksturnya batuan beku ini bisa dibedakan lagi menjadi batuan beku plutonik dan vulkanik. Perbedaan antara keduanya bisa dilihat dari besar mineral penyusun batuannya. Batuan beku plutonik umumnya terbentuk dari pembekuan magma yang relatif lebih lambat sehingga mineral-mineral penyusunnya relatif besar. Contoh batuan beku plutonik ini seperti gabro, diorite, dan granit (yang sering dijadikan hiasan rumah). Sedangkan batuan beku vulkanik umumnya terbentuk dari pembekuan magma yang sangat cepat (misalnya akibat letusan gunung api) sehingga mineral penyusunnya lebih kecil. Contohnya adalah basalt, andesit (yang sering dijadikan pondasi rumah), dan dacite



Batuan sediment atau sering disebut sedimentary rocks adalah batuan yang terbentuk akibat proses pembatuan atau lithifikasi dari hasil proses pelapukan dan erosi yang kemudian tertransportasi dan seterusnya terendapkan. Batuan sediment ini bias digolongkan lagi menjadi beberapa bagian diantaranya batuan sediment klastik, batuan sediment kimia, dan batuan sediment organik. Batuan sediment klastik terbentuk melalui proses pengendapan dari material-material yang mengalami proses transportasi. Besar butir dari batuan sediment klastik bervariasi dari mulai ukuran lempung sampai ukuran bongkah. Biasanya batuan tersebut menjadi batuan penyimpan hidrokarbon (reservoir rocks) atau bisa juga menjadi batuan induk sebagai penghasil hidrokarbon (source rocks). Contohnya batu konglomerat, batu pasir dan batu lempung. Batuan sediment kimia terbentuk melalui proses presipitasi dari larutan. Biasanya batuan tersebut menjadi batuan pelindung (seal rocks) hidrokarbon dari migrasi. Contohnya anhidrit dan batu garam (salt). Batuan sediment organik terbentuk dari gabungan sisa-sisa makhluk hidup. Batuan ini biasanya menjadi batuan induk (source) atau batuan penyimpan (reservoir). Contohnya adalah batugamping terumbu.


Batuan metamorf atau batuan malihan adalah batuan yang terbentuk akibat proses perubahan temperature dan/atau tekanan dari batuan yang telah ada sebelumnya. Akibat bertambahnya temperature dan/atau tekanan, batuan sebelumnya akan berubah tektur dan strukturnya sehingga membentuk batuan baru dengan tekstur dan struktur yang baru pula. Contoh batuan tersebut adalah batu sabak atau slate yang merupakan perubahan batu lempung. Batu marmer yang merupakan perubahan dari batu gamping. Batu kuarsit yang merupakan perubahan dari batu pasir.Apabila semua batuan-batuan yang sebelumnya terpanaskan dan meleleh maka akan membentuk magma yang kemudian mengalami proses pendinginan kembali dan menjadi batuan-batuan baru lagi.


Proses-proses tersebut berlangsung sepanjang waktu baik di masa lampau maupun masa yang akan datang. Kejadian alam dan proses geologi yang berlangsung sekarang inilah yang memberikan gambaran apa yang telah terjadi di masa lampau seperti diungkapkan oleh ahli geologi “JAMES HUTTON” dengan teorinya “THE PRESENT IS THE KEY TO THE PAST”

Sumber : doddys.wordpress.com

Senin, 26 Juli 2010

Total Station

Sumber : Yogi Oktopianto (16309875)

Total Station

Seiring dengan pesatnya kemajuan teknologi di berbagai bidang, tanpa terkecuali

dunia infrastruktur pun ikut berperan andil dalam mengikuti arus medernnisasi. Munculnya berbagai alat ukur tanah modern merupakan salah satu dari bentuk bahwa dunia Teknik Sipil ikut ambil bagian dari modernnisasi. Dahulunya melakukan survey menggunakan alat-alat sederhana serta dengan cara manual,tetapi sekarang dengan munculnya alat-alat yang menggunakan sistem digital semua dapat dilakaukan secara elektronis, cepat dan akurat. Pada saat ini cukup banyak jenis - jenis alat ukur modern seperti Total station, GPS ,Geodimeter, Ekosonder, Meteran laser dan masih banyak lainya. Salah satu alat yag banyak digunakan dalam melakukan survey saat ini adalah Total Station.

Total Station merupakan suatau alat elektronik modern yang digunakan dalam melakukan survey . Alat ini digunakan untuk mengujur sudut dan jarak. Total station adalah kombinasi transit (teleskop) antara elektronik dan alat pengukur jarak elektronik EDM (electronic distance measurement). EDM merupakan alat ukur jarak elektronik yang menggunakan gelombang elektromagnetik berupa sinar infra merah sebagai gelombang pembawa sinyal pengukuran dan dibantu dengan sebuah reflektor berupa prisma sebagai target yaitu alat pemantul sinar infra merah agar kembali ke EDM. Jadi, total Station merupakan alat teknologi yang menggabungkan secara elektornik antara teknologi theodolite dengan teknologi EDM. Total station itu sendiri merupakan perkembangan terakhir dari theodolit. Total station di lengkapi dengan perangkat, seperti transit dan tape, yang dapat menentukan sudut dan jarak dari instrumen poin yang dapat disurvei. EDM, untuk mengukur jarak dari instrumen target. Sebuah kalkulator untuk mencari lokasi titik terlihat. Perekam data untuk mengurangi potensi kesalahan. Dengan bantuan trigonometri, sudut dan jarak dapat digunakan untuk menghitung posisi sebenarnya (x, y, dan z atau arah timur dan elevasi) titik yang disurvei secara absolut.

Adapu keutamaan alat ukur Total Station secara umum yaitu Tingkat ketelitian bacaan ukuran jarak berkisar antara 0,1 Cm – 0,01Cm, jadi dapat dapat disimpulkan bahwa alat ini sudah cukup teliti. Kemampuan jarak ukur rata-rata 3.000 meter. Sumber kesalahan bisa di hilangkan atau dieleminasi, misalnya yaitu kesalahan kasar (blunder) yaitu kesahan karena kelalaian manusia,seperti : salah baca, salah tulis dan salah dengar. Karena pada Total Station bacaan arah, sudut dan bacaan jarak sudah ditampilkan otomatis pada tampilan layar, bahkan dapat tersimpan secara otomatis dalam memori alat ukur. Pengolahan data dilengkapi dengan software seperti AutoCAD dan Mincom, sehingga pengolahan data lebih cepat. Data ukuran jarak, sudut, azimuth dan koordinat tersimpan di memory alat. Format data hasil ukuran Total Station sudah bisa diaplikasikan langsung dengan program GIS dan digabungkan dengan data GPS. Kesalahan Kolimasi, kesalahan index vertikal sudah diset Nol sehingga tidak perlu pengaturan lagi. Pada proses pengukuran stake out atau pencarian titik,Total Station lebih memudahkan pelaksana dalam mencari titik-titik tersebut. Dengan memasukan koordinat acuan titik dan data jarak dan sudut yang diketahui, maka pencarian titik tersebut lebih mudah, karena alat Total Station menghitung secara otomatis posisi prisma berdiri, Pada kondisi cahaya redup ataupun gelap, pengukuran masih bisa dilaksanakan karena Total Station menggunakan teknologi infra merah.

Jadi, Total Station merupakan peralatan pengukuran tipe teliti berbasis elektronik yang mempunyai kemampuan berintegrasi dengan peralatan pemetaan lainnya seperti halnya GPS dan software sistem informasi geografis.

Peta Topografi & Peta Chorografi

Sumber : Dwi Sulistyo (16309823)

Disini akan dibahas mengenai peta secara umum,dimana peta umum itu sendiri dibagi menjadi 2 yaitu :

  • 1. Peta topografi
  • 2. Peta chorografi

Apa sih peta chorografi? Peta chorografi adalah peta yang menggambarkan seluruh atau sebagian permukaan bumi dengan skala yang lebih kecil yakni antara 1: 250.000 sampai 1 : 1.000.000 atau bahkan lebih. Perbedaan chorografi dengan topografi terletak pada penggunaan garis-garis kontur, karena peta topografi itu lebih kepada penggambaran bentuk relief (tinggi rendahnya) permukaan bumi, skala yang digunakan sendiri lebih kepada skala besar.

Kembali kepada peta chorografi, dalam peta ini penggambaran permukaan bumi lebih luas lagi cakupannya, seperti propinsi,Negara, benua. Di dalam peta chorografi penggambaran mengenai apa-apa yang ada dalam satu wilayah bisa tergambarkan dengan symbol, misal jalur-jalur transportasi, batas wilayah, danau, gunung, dan lain-lain. Contoh peta chorografi yang mudah kita dapati dan temui adalah pada atlas, karena atlas itu merupakan kumpulan peta chorografi dengan tatanan warna. Sudah jelas bahwasannya skala yang digunakan pada peta chorografi adalah skala kecil, dan penggambaran kenampakan yang ada di suatu wilayah juga terlihat jelas disini meskipun hanya dengan menggunakan symbol.

Setelah membahas mengenai peta umum yaitu peta topografi dan peta chorografi selanjutnya kita akan membahas mengenai peta khusus atau peta tematik. Peta khusus atau tematik merupakan peta yang dibuat untuk menampilkan fenomena khusus mauoun kondisi social-budaya agar nantinya bisa dibandingkan. Jadi, peta tematik adalah peta yang menggambarkan mengenai kenampakan-kenampakan kejadian geosfer tertentu,misal gempa, curah hujan, dan fenomena-fenomena lainnya. Contoh peta khusus/tertentu: peta curah hujan, peta kepadatan penduduk, peta penyebaran hasil pertanian, peta penyebaran hasil tambang, chart (peta jalur penerbangan atau pelayaran), peta geologi, peta sejarah,peta industri, dan peta pariwisata.

Setelah mengetahui mengenai peta umum dan peta khusus yang memiliki perbedaan pada tujuan pembuatannya itu dimana peta umum dibuat adalah untuk menggambarkan seluruh atau sebagian permukaan bumi, sedangkan peta khusus dibuat berdasarkan fenomena khusus yang terjadi di suatu wilayahatau keseluruhan permukaan bumi. Kemudian setelah ini kita akan membahas mengenai jenis peta berdasarkan skala, karena peta dan skala adalah 2 hal yang tak dapat terpisah karena satu sama lain memiliki keterkaitan. Setiap peta memiliki ukuran(skala) yang berbeda sesuai dengan tujuan pembuatannya. Skala itu sendiri adalah perbandingan antara jarak pada diatas peta dengan jarak yang sebenarnya dengan permukaan bumi. Berdasarkan skala peta dapat dibag menjadi empat, yaitu :

  1. Peta kadaster/peta teknik, peta ini memiliki skala antara 1 : 100 sampai 1 : 5000. biasanya peta kadaster ini dibuat untuk menggambarkan peta tanah, peta desa oleh karenanya peta ini banyak terdapat di Departemen Dalam Negeri.
  2. Peta skala besar merupakan peta yang mempunyai skala 1 : 5.000 sampai 1 : 250.000. peta jenis ini biasanya digunakan untuk menggambarkan wilayah yang tidak terlalu luas, cakupan wilayah yang digambar adalah wilayah kecamatan atau kelurahan.
  3. peta skala sedang adalah peta yang mempunyai skala antara 1 : 250.000 sampai 1:500.000. Peta jenis ini biasanya digunakan untuk menggambarkan wilayah yang lebih luas dibanding peta berskala besar. Biasanya peta ini digunakan untuk menggambar peta suatu provinsi.
  4. Peta skala kecil adalah peta yang mempunyai skala 1 : 500.000 sampai 1 : 1.000.000 atau lebih. Peta ini digunakan untuk menggambarkan wilayah yang lebih luas lagi, biasanya adalah peta Negara, benua, bahkan dunia,

Dari uraian diatas maka dapat kita ambil kesimpulan bahwa semakin besar angka pembandingnya maka peta itu semakin kecil dan wilayah cakupan yang digambar adalah semakin luas begitu pula sebaliknya. Jadi, jika akan membuat peta maka harus disesuaikan dengan maksud tujuan peta dibuat, skala yang dipakai, sehingganya nanti kita dapat menggolongkan peta yang kita buat sesuai dengan isi atau skala, karena nantinya akan mempermudah orang atau lembaga yang mempergunakan peta kita sebagai pedoman dan pengetahuan.

Daftar pustaka

1. elcom.umy.ac.id/elschool/.../file.../PENGETAHUAN%20PETA.pdf

2. http://nurikageo202.blogspot.com/2009/11/peta.html

3.http://organisasi.org/pengertian_peta_jenis_macam_bentuk_warna_dan_syarat_membuat_peta_atlas_atau_globe_bola_bumi_bahas_pelajaran_geografi

4. http://geospasial.bnpb.go.id/category/peta-tematik/

5. http://dahlanforum.wordpress.com/2009/04/14/pengetahuan-peta/

Peta Topografi


PETA

FOKUS : PETA TOPOGRAFI

images.jpg

NAMA : FAHMI AFRIYADI

NPM : 16309830

TUGAS : Ilmu Ukur Tanah dan Pemetaan

DOSEN : Ellysa, ST, MT.

UNIVERSITAS GUNADARMA

FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

JURUSAN TEKNIK SIPIL

DEPOK

JUNI 2010



PETA

Peta, benda ini sudah tak asing lagi bagi kita, bukan? Peta adalah sebuah benda yang merupakan sebuah gambaran muka bumi dalam bentuk dua dimensi dengan memperhatikan skala melalui system proyeksi. Penggunaan peta sendiri berawal sejak manusia mulai melakukan penjelajahan dan penelitian. Pada saat itu peta masih dalam bentuk yang sangat sederhana.

Peta dapat diklasifikasikan menurut beberapa hal seperti isi, skala dan tujuan penggunaannya. Jika menurut isinya, peta dibagi menjadi dua yaitu peta umum dan peta khusus. Peta umum biasanya menggambarkan bentuk fisis muka bumi secara keseluruhan (umum) sedangkan peta khusus menggambarkan bentuk fisis muka bumi yang ingin kita ketahui atau sesuai dengan tema (tematik). Peta umum juga dibagi kembali menjadi dua yaitu peta topografi dan peta chorografi. Yang membedakan peta topografi dengan peta chorografi adalah dari segi skalanya. Peta topografi menggunakan skala 1 : 50.000 sampai 1 : 100.000 dalam penggambarannya, sedangkan peta chorografi menggunakan skala antara 1: 250.000 sampai 1: 1.000.000 atau mungkin lebih. Peta topografi biasanya menggambarkan tinggi rendahnya permukaan bumi yang menggunakan garis kontur dalam penggambarannya. Semakin rapat jarak garis kontur yang satu dengan yang lain, maka semakin terjal daerah tersebut, begitu juga sebaliknya. Peta chorografi biasanya menggambarkan seluruh kenampakan alam suatu wilayah yang luas dengan skala yang kecil, salah satu contohnya adalah atlas.

Jika menurut skalanya, peta dibagi menjadi 4 jenis. Sebelumnya saya ingin menjelaskan bahwa dalam pengambaran sebuah peta, skala memiliki peran yang sangat penting menyangkut hal perbandingan antara jarak di peta dengan jarak di permukaan bumi oleh karena itu peta tidak sama besar ukurannya. Sekarang kita kembali ke pembagian peta menurut skala. Seperti telah disebutkan di atas bahwa ada 4 jenis peta berdasarkan skalanya, yaitu : peta kadaster/teknik, peta skala besar, peta skala sedang dan peta skala kecil. Peta kadaster/teknik yaitu peta yang berskala antara 1: 100 sampai 1 : 5.000, sering digunakan di Badan Pertanahan Nasional (BPN) untuk menggambarkan peta dalam serifikat tanah. Peta skala besar yaitu peta yang berskala antara 1: 5.000 sampai 1 : 250.000, sering digunakan untuk menggambarkan wilayah yang relative sempit, seperti peta kelurahan atau peta kecamatan. Peta skala sedang yaitu peta yang berskala antara 1: 250.000 sampai 1: 500.000, sering digunakan untuk mengambarkan wilayah yang agak luas seperti peta propinsi. Peta skala kecil yaitu peta yang berskala 1: 500.000 sampai 1: 1.000.000 atau lebih, sering digunakan untuk menggambarkan daerah yang relative luas, seperti peta negara, benua atau bahkan dunia.

Peta dibuat dengan berbagai tujuan, antara lain pendidikan, ilmu pengetahuan, perencanaan, navigasi, dll. Peta juga memiliki berbagai fungsi seperti menggambarkan bentuk muka bumi, beserta segala potensi alam yang ada di wilayah tersebut, serta juga menyajikan data-data yang dibutuhkan dengan menampilkan unsur-unsur yang dapat memberikan informasi secara lengkap tentang kondisi lahan meliputi unsur batas, unsur komunikasi, unsur air, unsur bangunan, unsur sarana-prasarana, unsur penggunan lahan dan unsur tanaman. Sesuatu dapat disebut peta jika telah mencakup judul peta, skala peta, lambang peta, garis tepi peta, proyeksi peta, legenda, sumber, tahun pembuatan, petunjuk arah mata angin.

Yang jadi permasalahan sekarang adalah bagaimana cara kita untuk bisa memahami peta topografi? (karena disini saya memfokuskan pada peta topografi). Pertama kita harus bisa membaca garis kontur. Bagaimana bentuknya dan seberapa rapat garisnya. Langkah selanjutnya adalah mencari seberapa besar harga interval kontur. Caranya dengan mencari dua titik ketinggian yang berbeda atau berdekatan. Misalnya titik A dan B Hitung selisih ketinggiannya (antara A dan B) Hitung jumlah kontur antara A dan B Bagilah selisih ketinggian antara A-B dengan jumlah kontur antara A-B hasilnya adalah interval kontur. Hal yang jangan sampai terlupa adalah mencari utara peta, biasanya utara peta adalah bagian atas dari nama peta tersebut. Selain itu kita juga harus mengenal tanda medan sebagai orientasi kita berupa bentang alam yang mencolok sehingga dapat kita kenali dengan baik.sebelum kita melakukan perjalanan dengan menggunakan peta topografi kita harus tahu titik awal kita berangkat dan titik akhir kita tiba di tujuan. Untuk itu kita perlu mlekukan plotting yaitu menggambar titik atau garis dan tanda tanda tertentu di peta untuk memudahkan kita membaca peta. Kita juga perlu membuat koordinat yang tepat agar orientasi kita juga tepat. Kita menentukan koordinat tersebut pada peta bukan di atas permukaan bumi, dan untuk mengetahui arah lintasan yang menghubungkan titik awal dan titik akhir perjalanan kita perlukan sebuah garis yang membentuk sudut kompas yang bertujuan dalam pengecekan arah perjalanan. nah disinilah perlunya sudut peta (biasanya menggunakan sudut azimuth).

Disini saya menambahkan sedikit materi tentang interpretasi peta topografi dalam penerapan geomorfologi untuk mendukung kegiatan spesiologi sekedar menambah wawasan kita saja. Penerapan tersebut antara lain untuk membedakan daerah karst dan non karstik, menggambarkan keadaan lapangan, misalnya tinggi bukit, kedalaman jurang, lembah, kedalaman sungai, hutan lebat, daerah terbuka, dll, memperkirakan daerah yang potensial terdapat banyak gua, memperhitungkan dan merencanakan cara sampai ke mulut gua dari pemukiman (access), menghitung drainage density, sehingga dapat diketahui daerah tangkapan air hujan (catchment area), sangat penting untuk peramalan bahaya banjir, menafsirkan jenis gua, ponor (air masuk) atau vacluse (air keluar) terhadap sungai bawah tanah, menafsirkan jenis gua, horisontal atau vertikal, berikut kondisinya (kedalaman, panjangnya, jumlah aliran air), untuk kepentingan eksploitasi, misal penentuan zonasi untuk gua-gua wisata, penentuan titik bor pada usaha eksploitasi sungai bawah tanah, pelacakan sistem perguaan.

Daftar Pustaka

forum.upi.edu/v3/index.php?topic=14432.0

subterra.web.id/speleologi.../aplikasi-interpretasi-peta-topografi-dalam-speleologi.htm

www.senyawa.com/2010/03/memahami-peta-topografi.html

elcom.umy.ac.id/elschool/.../file.../PENGETAHUAN%20PETA.pdf

http://www.esp.or.id/wp-content/uploads/pdf/Panduan_Pemetaan_Partisipatif.pdf (klinometer3)


Geodimeter


ILMU UKUR TANAH DAN PEMETAAN

images.jpg

Kartini Halief

16309839

ALAT UKUR TANAH MODERN

( Geodimeter )


UNIVERSITAS GUNADARMA

FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

JURUSAN TEKNIK SIPIL

JUNI 2010



GEODIMETER

Geodimeter adalah alat elektronik-optik untuk mengukur jarak dan dapat mengukur dengan ketelitian tinggi.

Geodimeter diperkenalkan pada tahun 1949, beratnya lebih dari 100 kg. Lalu pada tahun 1953 dilakukan peningkatan utilitas dari instrument-instrumennya untuk mengukur berbagai jarak dalam berbagai kondisi.

Geodimeter 6A diproduksi pada tahun 1966, Geodimeter ini mampu mengukur jarak hingga 10 km di siang hari dan sampai 25 km dalam kegelapan.

Geodimeter berukuran panjang 360 mm, lebar 220 mm, dan tinggi 530 mm. sedangkan panjang teleskopnya 355 mm. geodimeter ini mempunyai berat instrument sebesar 16,3 kg.

Geodimeter pada dasarnya terdiri dari komponen sebagai berikut :

(1) Sumber cahaya

Sumber cahaya ini digunakan untuk malam hari dan jarak pendek pada siang hari.

(2) Rana Electro-optik

(3) Modulator, sebagai pembawa (carrier signal) ke sinyal informasi/pesan agar bisa dikirim ke penerima melalui media tertentu (kabel atau udara), biasanya berupa gelombang sinus.

(4) Mengirimkan dan menerima sistem optic

(5) Foto-multiplier dan unit tahap perbandingan.

Alat ini memiliki 2 sistem optik, yaitu :

(1) Untuk memancarkan cahaya ter modulasi

(2) Untuk menerima cahaya setelah refleksi dari reflector

Dalam geodimeter ini juga terdapat sorot dan pemandangan yang kasar, yang digunakan untuk lokasi lebih mudah reflector. Sorot ini diletakkan di bawah tabung utama dan terdiri dari bola 2 watt, ditempatkan pada titik focus lensa proyeksi.

Pembesaran dari penerima optic ditempatkan dalam tabung koaksial dengan tabung Tengah, dengan panjang fokus 0,6 meter dan diameter 50 mm objektif. Pemancar optik, terletak di luar penerima optik, memiliki panjang fokus 0,6 meter, dan tujuan dalam dan diameter luar 55 mm dan 105 mm.

Daya yang diperlukan untuk instrumen adalah 12 V DC baterai, dan meter jarak rata-rata konsumsi daya, yang tergantung pada kondisi operasi termostat dan lampu sekitar 2,5.


DAFTAR PUSTAKA

http://celebrating200years.noaa.gov/distance_tools/geodimeter_6.html

http://www.dartmouth.edu/~renshaw/eruption/untitled_text_2/untitled_text_3.html

http://www.landsurveyinghistory.ab.ca/Equipment/Geodimeter_6.htm

http://www.gmat.unsw.edu.au/final_year_thesis/f_pall/html/index.html

http://sv.wikipedia.org/wiki/Geodimeter

Waterpass


ALAT UKUR SIPAT DATAR

( Waterpass )

Nama : Ratu Nurmalika

NPM : 16309861

Dosen : Ellysa, ST, MT.

Tugas : Ilmu Ukur Tanah dan Pemetaan

Universitas Gunadarma

Juni 2010


Waterpass

Waterpass adalah alat mengukur beda ketinggian dari satu titik acuan ke acuan berikutnya. Waterpass ini dilengkapi dengan kaca dan gelembung kecil di dalamnya. Untuk mengecek apakah waterpass telah terpasang dengan benar, perhatikan gelembung di dalam kaca berbentuk bulat. Apabila gelembung tepat berada di tengah, berarti waterpass telah terpasang dengan benar. Pada waterpass, terdapat lensa untuk melihat sasaran bidik. Dalam lensa, terdapat tanda panah menyerupai ordinat (koordinat kartesius). Angka pada sasaran bidik akan terbaca dengan melakukan pengaturan fokus lensa. Selisih ketinggian diperoleh dengan cara mengurangi nilai pengukuran sasaran bidik kiri dengan kanan. Waterpass memiliki nivo sebagai penyama ketinggian, lensa objektif, lensa okuler, dan penangkap cahaya. Dengan waterpass ini kita dapat menentukan berapa banya tanah yang dibutuhkan untuk meratakan suatu lokasi. Alat ini bersifat sangat sensitif terhadap cahaya, sehingga memerlukan payung untuk menutupi cahaya matahari.

Cara kerja:

Yang diamati dilapangan adalah pembacaan:

  • · bentang tengah (BT),
  • · bentang bawah (BB)
  • · bentang atas (BA)
  • · sudut horizontal kasar

Angka angka pada BT, BB, BA dapat kita baca pada rambu yang

ditegakan pada strat pot (patok kayu yang diberi paku payung)

melalui water pass yang telah distel.

  1. pasang la trifood statif(kaki 3) setinggi dada juru ukur,

dan pasang water pass pada kaki 3

  1. atur lah alat ukur sehingga nivo kontak tepat ditengah, dengan menggunakan 3 buah skrup penyetel
  2. Intip lensa okuler, fokuskan pada tiang (objek) yang akan diukur.
  3. Catat ketinggian tiang.
  4. Ulangi langkah yang sama pada tempat yang akan dicari selisih ketinggiannya.

Setelah melakukan pengukuran di lapangan,maka kita dapat membuat tabel hasil pengukuran dan mendapatkan gambar hasil kontur tanahnya.

Adapun yang perlu diperhatikan dalam pengukuran ini adalah:

  • a. Usahakan jarak antara titik dengan alat sama.
  • b. Seksi dibagi dalam jumlah yang genap.
  • c. Baca rambu belakang, baru kemudian dibaca rambu muka.
  • d. Diukur pulang pergi dalam waktu satu hari.
  • e. Jumlah jarak muka=jumlah jarak belakang.
  • f. Jarak alat ke rambu maksimum 75 m.
  • g. saat terbaik pengukuran pagi jam 06.00 - 11.00 siang jam 15.00 - 18.00

Dalam pembuatan jalan maupun pembangunan diperlukan suatu pengukuran beda tinggi agar dapat diketahui perbedaan tinggi yang ada dipermukaan tanah.

Kesalahan dalam pengukuran Waterpass

Dalam setiap pengukuran tidaklah lepas dari adanya kesalahan pembacaan angka, sehingga diperlukan adanya koreksi antara hasil yang didapat di lapangan dengan hasil dari perhitungan.

Kesalahan Dalam Pengukuran:

Dalam melakukan pengukuran kemungkinan terjadi kesalahan pastilah ada dimana sumber kesalahan atau permasalahan tersebut, antara lain :

a. Kesalahan yang bersumber dari pengukur
Kurangnya ketelitian mata dalam pembacaan alat waterpass, yaitu pembacaan benang atas, benang bawah, dan benang tengah.
Adanya emosi dari pengukur akibat rasa lapar,cuaca yang panas,dan penyebab emosi yang lainnya sehingga tergesa-gesa dalam melakukan pengukuran dan akhirnya terjadi kesalahan mencatat.

b. Kesalahan yang bersumber dari alat
Pita ukur yang sering dipakai mempunyai tendensi panjangnya akan berubah, apalagi jika menariknya terlalu kuat. Sehingga panjang pita ukur tidak betul atau tidak memenuhi standar lagi.
Patahnya pita ukur akibat terlalu kencangnya menarik pita ukur, sehingga panjang pita ukur bergeser (berkurang)

c. Kesalahan yang bersumber dari alam.
Adanya angin yang membuat rambu ukur terkena hembusan angin, sehingga tidak dapat berdiri dengan tegak.
Angin yang merupakan faktor alam, membuat pita ukur menjadi susah diluruskan, sehingga jarak yang didapatkan menjadi lebih panjang daripada jarak sebenarnya.

DAFTAR PUSTAKA

· http://geomatika07.wordpress.com/2008/07/18/pengukuran-beda-tinggi/#comment-182

· http://geomatika07.wordpress.com/2008/09/07/kesalahan-dalam-pengukuran-waterpass/

· http://hada28.wordpress.com/2009/10/07/theodolite-btm-dan-waterpass-geodesi/

· http://reggaeyangnetral.blogspot.com/2009/01/ukur-tanah.html

· http://lenaciitikuus.blogspot.com/2010/01/waterpass-itu-apa.html

· http://www.rumahdanproperti.com/images/newsimage/Tips%20dan%20Berita%20Properti/theodolite-ultrarapide-000051722-4.jpg

· http://farm1.static.flickr.com/178/371125801_e6274bdec4.jpg

· http://www.levelling.uhi.ac.uk/pics/staff_readings.jpg

Peta Geologi

ALAT UKUR TANAH


NAMA : Ratih Dwi Prasetyaningsih

NPM : 16309860

TUGAS : Ilmu Ukur Tanah

DOSEN : Ellysa , ST., MT


UNIVERSITAS GUNADARMA

JUNI 2010


ISI

Peta Geologi

1.1 Definisi Peta geologi

Seperti yang telah kita ketahui bersama bahwa pengertian peta adalah gambaran permukaan bumi pada bidang datar dengan skala tertentu melalui suatu sistem proyeksi. Kemudian pengertian geologi secara umum adalah ilmu yang mempelajari planet bumi, termasuk komposisi, keterbentukan, dan sejarahnya.

Definisi Peta Geologi menurut (SNI-4691, 1998) adalah Gambaran atau bentuk dengan melalui ungkapan data dan informasi geologi suatu daerah/wilayah/kawasan dengan tingkat kualitas berdasarkan skala

Peta geologi dapat diartikan pula sebagai gambar yang merupakan bentuk data dan informasi geologi suatu daerah atau wilayah dengan tingkat kualitas yang tergantung pada skala peta yang digunakan. Peta geologi menggambarkan informasi penyebaran, jenis dan sifat batuan, umur, stratigrafi, struktur, tektonika, fisiografi dan potensi sumber daya mineral dan juga energi yang disajikan dalam bentuk gambar dengan warna, simbol atau gabungan dari ketiganya.

Peta geologi adalah sebuah ilustrasi volume besar informasi geologi. Dengan menggunakan peta geologi, ahli geologi dapat menunjukkan distribusi batuan pada permukaan bumi dan struktur geologi terhadap batuan yang telah berdeformasi. Peta geologi menunjukkan terjadinya, sifat, jangkauan dan usia stratigrafi lapisan batuan di suatu daerah. Peta geologi memberikan informasi pada lapisan dangkal dari kerak bumi. Pilihan skala dalam pembuatan peta geologi tergantung pada konten geologi dan tujuannya peta.

Kondisi penting untuk membangun peta detail geologi adalah survei lapangan yang tepat, berdasarkan pengukuran dan pengamatan banyak. Ahli geologi lapangan menentukan jenis batu menurut berbagai kriteria dan langkah-langkah orientasi. Semua data diterjemahkan ke dalam peta dan di buku catatan lapangan. Selain gambaran alam atau buatan, data dari lubang atau lubang bor uji penting yang diambil sebagai bahan pertimbangan.

Pada akhir survey lapangan, ahli geologi ini membuat naskah asli dengan skala 1: 25.000 dan membuat beberapa bagian geologi pada daerah yang akan dipelajari. Serta harus menulis catatan penjelasan yang umumnya berisi banyak keterangan.

1.2 Jenis-jenis Peta Geologi

a) “Peta geologi permukaan” atau “peta rincian” (surface geological map) memberikan berbagai formasi geologi yang langsung terletak di bawah permukaan.

b) Peta pengungkap atau peta ungkapan (outcrop map).

c) “Peta ikhtisar geologis”. tidak saja memberikan pengamatan langsung terhadap formasi-formasi yang telah tesingkap, akan tetapi ada kalanya pula ekstrapolasi atas daerah-daerah yang beberapa formasinya.

d) “Peta struktur”, berskala sedang hingga besar. peta dengan garis-garis kedalaman yang dikonstruksikan pada permukaan sebuah lapisan tertentu, yang berada di dalam tanah-bawah.

e) “Peta isopach”, berskala sedang hingga besar, di mana garis-garis menghubungkan titik-titik yang sama tebal dan sebuah formasi atau lapisan (dengan demikian konfigurasi struktural tidak kita temukan di dalamnya).

f) Peta-peta yang dibuat berdasarkan foto udara, disebut “peta fotogeologi”.

Pemetaan geologi adalah pekerjaan atau kegiatan pengumpulan data geologi, baik darat maupun laut, dengan berbagai metoda. Kegiatan pemetaan geologi pada awalnya lebih mengarah pada penyelidikan geologi untuk mendukung eksplorasi. Perkembangan selanjutnya kegiatan ini tidak saja untuk mendukung penyediaan sumber daya mineral dan energi , akan tetapi telah berkembang sebagai pendukung sektor pembangunan lainnya. Berbagai skala peta geologi kemudian dihasilkan.

Untuk lebih meningkatan daya guna peta geologi dan mempermudah dalam pemahamannya, penyusunan suatu format, standar dan sekala peta geologi yang disepakati secara nasional menjadi kebutuhan yang segera harus terwujud. Suatu standar peta geologi yang dapat memberikan informasi dasar bagi sumberdaya mineral dan energi serta pengembangan wilayah.

Standar penyusunan peta geologi ini memuat persyaratan atau ketentuan umum bagi pembuatan peta geologi dengan format standar Indonesia.


DAFTAR PUSTAKA

http://peta-geologi-digital.blogspot.com/

http://elank37.wordpress.com/2008/03/20/sni-peta-geologi/

material.eng.usm.my/stafhome/tuan/L10%20Peta%20geologi.ppt

http://www.dephut.go.id/INFORMASI/BPKH/Banjarbaru/OPEN/Peta_Geologix.html

http://www.scribd.com/doc/25244344/Geologi-Teknik-Peta-Geologi-Material-Geologi

Daftar Pengunjung