Statistik

Sonora Radio



Senin, 26 Juli 2010

Peta Topografi


PETA

FOKUS : PETA TOPOGRAFI

images.jpg

NAMA : FAHMI AFRIYADI

NPM : 16309830

TUGAS : Ilmu Ukur Tanah dan Pemetaan

DOSEN : Ellysa, ST, MT.

UNIVERSITAS GUNADARMA

FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

JURUSAN TEKNIK SIPIL

DEPOK

JUNI 2010



PETA

Peta, benda ini sudah tak asing lagi bagi kita, bukan? Peta adalah sebuah benda yang merupakan sebuah gambaran muka bumi dalam bentuk dua dimensi dengan memperhatikan skala melalui system proyeksi. Penggunaan peta sendiri berawal sejak manusia mulai melakukan penjelajahan dan penelitian. Pada saat itu peta masih dalam bentuk yang sangat sederhana.

Peta dapat diklasifikasikan menurut beberapa hal seperti isi, skala dan tujuan penggunaannya. Jika menurut isinya, peta dibagi menjadi dua yaitu peta umum dan peta khusus. Peta umum biasanya menggambarkan bentuk fisis muka bumi secara keseluruhan (umum) sedangkan peta khusus menggambarkan bentuk fisis muka bumi yang ingin kita ketahui atau sesuai dengan tema (tematik). Peta umum juga dibagi kembali menjadi dua yaitu peta topografi dan peta chorografi. Yang membedakan peta topografi dengan peta chorografi adalah dari segi skalanya. Peta topografi menggunakan skala 1 : 50.000 sampai 1 : 100.000 dalam penggambarannya, sedangkan peta chorografi menggunakan skala antara 1: 250.000 sampai 1: 1.000.000 atau mungkin lebih. Peta topografi biasanya menggambarkan tinggi rendahnya permukaan bumi yang menggunakan garis kontur dalam penggambarannya. Semakin rapat jarak garis kontur yang satu dengan yang lain, maka semakin terjal daerah tersebut, begitu juga sebaliknya. Peta chorografi biasanya menggambarkan seluruh kenampakan alam suatu wilayah yang luas dengan skala yang kecil, salah satu contohnya adalah atlas.

Jika menurut skalanya, peta dibagi menjadi 4 jenis. Sebelumnya saya ingin menjelaskan bahwa dalam pengambaran sebuah peta, skala memiliki peran yang sangat penting menyangkut hal perbandingan antara jarak di peta dengan jarak di permukaan bumi oleh karena itu peta tidak sama besar ukurannya. Sekarang kita kembali ke pembagian peta menurut skala. Seperti telah disebutkan di atas bahwa ada 4 jenis peta berdasarkan skalanya, yaitu : peta kadaster/teknik, peta skala besar, peta skala sedang dan peta skala kecil. Peta kadaster/teknik yaitu peta yang berskala antara 1: 100 sampai 1 : 5.000, sering digunakan di Badan Pertanahan Nasional (BPN) untuk menggambarkan peta dalam serifikat tanah. Peta skala besar yaitu peta yang berskala antara 1: 5.000 sampai 1 : 250.000, sering digunakan untuk menggambarkan wilayah yang relative sempit, seperti peta kelurahan atau peta kecamatan. Peta skala sedang yaitu peta yang berskala antara 1: 250.000 sampai 1: 500.000, sering digunakan untuk mengambarkan wilayah yang agak luas seperti peta propinsi. Peta skala kecil yaitu peta yang berskala 1: 500.000 sampai 1: 1.000.000 atau lebih, sering digunakan untuk menggambarkan daerah yang relative luas, seperti peta negara, benua atau bahkan dunia.

Peta dibuat dengan berbagai tujuan, antara lain pendidikan, ilmu pengetahuan, perencanaan, navigasi, dll. Peta juga memiliki berbagai fungsi seperti menggambarkan bentuk muka bumi, beserta segala potensi alam yang ada di wilayah tersebut, serta juga menyajikan data-data yang dibutuhkan dengan menampilkan unsur-unsur yang dapat memberikan informasi secara lengkap tentang kondisi lahan meliputi unsur batas, unsur komunikasi, unsur air, unsur bangunan, unsur sarana-prasarana, unsur penggunan lahan dan unsur tanaman. Sesuatu dapat disebut peta jika telah mencakup judul peta, skala peta, lambang peta, garis tepi peta, proyeksi peta, legenda, sumber, tahun pembuatan, petunjuk arah mata angin.

Yang jadi permasalahan sekarang adalah bagaimana cara kita untuk bisa memahami peta topografi? (karena disini saya memfokuskan pada peta topografi). Pertama kita harus bisa membaca garis kontur. Bagaimana bentuknya dan seberapa rapat garisnya. Langkah selanjutnya adalah mencari seberapa besar harga interval kontur. Caranya dengan mencari dua titik ketinggian yang berbeda atau berdekatan. Misalnya titik A dan B Hitung selisih ketinggiannya (antara A dan B) Hitung jumlah kontur antara A dan B Bagilah selisih ketinggian antara A-B dengan jumlah kontur antara A-B hasilnya adalah interval kontur. Hal yang jangan sampai terlupa adalah mencari utara peta, biasanya utara peta adalah bagian atas dari nama peta tersebut. Selain itu kita juga harus mengenal tanda medan sebagai orientasi kita berupa bentang alam yang mencolok sehingga dapat kita kenali dengan baik.sebelum kita melakukan perjalanan dengan menggunakan peta topografi kita harus tahu titik awal kita berangkat dan titik akhir kita tiba di tujuan. Untuk itu kita perlu mlekukan plotting yaitu menggambar titik atau garis dan tanda tanda tertentu di peta untuk memudahkan kita membaca peta. Kita juga perlu membuat koordinat yang tepat agar orientasi kita juga tepat. Kita menentukan koordinat tersebut pada peta bukan di atas permukaan bumi, dan untuk mengetahui arah lintasan yang menghubungkan titik awal dan titik akhir perjalanan kita perlukan sebuah garis yang membentuk sudut kompas yang bertujuan dalam pengecekan arah perjalanan. nah disinilah perlunya sudut peta (biasanya menggunakan sudut azimuth).

Disini saya menambahkan sedikit materi tentang interpretasi peta topografi dalam penerapan geomorfologi untuk mendukung kegiatan spesiologi sekedar menambah wawasan kita saja. Penerapan tersebut antara lain untuk membedakan daerah karst dan non karstik, menggambarkan keadaan lapangan, misalnya tinggi bukit, kedalaman jurang, lembah, kedalaman sungai, hutan lebat, daerah terbuka, dll, memperkirakan daerah yang potensial terdapat banyak gua, memperhitungkan dan merencanakan cara sampai ke mulut gua dari pemukiman (access), menghitung drainage density, sehingga dapat diketahui daerah tangkapan air hujan (catchment area), sangat penting untuk peramalan bahaya banjir, menafsirkan jenis gua, ponor (air masuk) atau vacluse (air keluar) terhadap sungai bawah tanah, menafsirkan jenis gua, horisontal atau vertikal, berikut kondisinya (kedalaman, panjangnya, jumlah aliran air), untuk kepentingan eksploitasi, misal penentuan zonasi untuk gua-gua wisata, penentuan titik bor pada usaha eksploitasi sungai bawah tanah, pelacakan sistem perguaan.

Daftar Pustaka

forum.upi.edu/v3/index.php?topic=14432.0

subterra.web.id/speleologi.../aplikasi-interpretasi-peta-topografi-dalam-speleologi.htm

www.senyawa.com/2010/03/memahami-peta-topografi.html

elcom.umy.ac.id/elschool/.../file.../PENGETAHUAN%20PETA.pdf

http://www.esp.or.id/wp-content/uploads/pdf/Panduan_Pemetaan_Partisipatif.pdf (klinometer3)


0 komentar:

Posting Komentar

Daftar Pengunjung